SDGs Center Universitas Diponegoro bersama Pro Alma Radio mengangkat tema “Pelestarian Ekosistem Laut dan Mengakhiri Disparitas Pendidikan” dalam talkshow denseries ke-11, Jumat (9/4). Prof. Dr. Widowati (Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip) dan Prof. Tri Winarni Agustini, Ph.D. (Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip) tampil sebagai narasumber.
Terkait topik disparitas pendidikan, Widowati mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi proses belajar mengajar yang ada. Jika dulu disparitas pendidikan masih berkutat pada soal sarana dan prasarana, seperti gedung dan tenaga pendidik, maka kini muncul tantangan baru, karena proses belajar-mengajar harus dilakukan secara daring.
Upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diapresiasi, karena dalam pelaksanakaannya tetap menghilangkan disparitas pendidikan. “Kita tahu bahwa program pemerintah selalu memberikan akses dan kesempatan yang sama, sehingga menghilangkan disparitas mulai dari prasekolah dasar hingga pendidikan tinggi,” ujar Widowati.
Program-program yang dilaksanakan pemerintah, lanjut Widowati, misalnya peningkatan prasarana daring, seperti penyediaan ponsel pintar, komputer dan pengembangan jaringan; Kemendikbud bekerja sama dengan platform pendidikan online; pemberian kuota internet gratis; serta pelatihan bagi para tenaga pendidik. Pemerintah juga mengupayakan agar semua wilayah di Indonesia tidak lagi terdapat ketimpangan, terlebih terhadap masalah akses internet yang saat ini menjadi pokok kegiatan belajar mengajar secara daring.
Beralih ke topik “Pelestarian Ekosistem Laut”, Winarni menekankan bahwa pelestarian laut adalah tugas bersama seluruh masyarakat Indonesia. “Ini merupakan salah satu topik yang perlu kita pikirkan bersama, negara Indonesia terdiri dari laut jadi kita harus bersinergi bersama mencegah pencemaran laut. Pengelolaan manajemen limbah dan sampah harus disinergikan antarsektor,” tegas Winarni.
Menurutnya, pencemaran laut yang memiliki berbagai macam bentuk, merupakan permasalahan utama yang terjadi di perairan Indonesia. “Laut tercemar akibat aktivitas berbagai sumber, baik dari sektor darat atau laut. Mulai dari limbah rumah tangga maupun limbah pabrik yang bermuara di laut,” ujarnya. Beberapa pencemaran laut yang sering terjadi, antara lain sampah laut, mikroplastik, dan eutrofikasi yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem air laut.
Winarni menjelaskan bahwa masalah mikroplastik kini telah menjadi isu internasional. “Ini isu yang sangat seksi, tidak hanya merugikan waterbody tetapi juga organisme hidup di sana, yang nantinya mikroplastik itu dimakan ikan, ikan dimakan oleh manusia, maka manusia akan terkena (dampaknya, red.) juga,” ujarnya. Mikroplastik merupakan komponen plastik yang berukuran sangat kecil, tetapi sulit didegradasi. Menghadapi permasalahan mikroplastik di Indonesia, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip bekerja sama dengan Bostan saat ini tengah melakukan penelitian mengenai mikroplastik.